Kelahiran Air Mata
kemarau telah menjemputku,memijat air terjun,
yang lahir dari pelupuk mataku
sebentar lagi,
aku akan menganak lagi,
dari rahimku,
mengalirlah ribuan anak-anak
air mata …
Usang
melati telah gugurkan semerbaknya,mengayun nestapa di bawah kemarau
dijinjitnya dentingan angin,
menyusuri tangga usia,
yang rapuh,
termakan sang waktu …
Baca juga beragam PUISI karya para penyair.
Lara
aku adalah telaga,yang melahirkan ribuan air mata
atas segala lara,
yang mencabik sukma
menderu daripada angin,
berseru bagai peluru
menghujam habis sekujur raga,
dan melayang sudah,
nikmat surga …
Pelampiasan
kereta senja telah tiba,membawa rapuhan memori
tentang angin yang menghitung sekat,
ketika langit dan bumi tak sedekat,
antara aku dan rahim bumi,
sebelum cakrawala cemburu,
aku telah diadu,
semesta pasti tahu,
karena aku,
sungguh, tak tahu malu …
Baca juga ragam pemikiran dari para tokoh dan pemikir di rubrik HIBERNASI
Ditulis oleh Maria Dominika Tyas Kinasih, lahir di Kab. Semarang, Jawa Tengah. Penyuka warna biru ini memiliki hobi membaca, menulis, dan bermain musik. Saat ini, penggemar musik pop ini tengah berkarya sebagai tentor di salah satu bimbel. Buku puisi tunggalnya yang terbaru berjudul Perempuan di Perguliran Waktu (Haura Publishing, Januari 2024).
Editor: Pemulung Rasa