Rakyat yang Lapang Dada | Puisi-Puisi Ika Rachmawati

Puisi Rakyat yang Lapang Dada, Balada Kata-Kata, dan Dunia yang Lanjut Usia karya Ika Rachmawati
 

Dunia yang Lanjut Usia

Dunia sudah tua
sering sakit bahkan tersakiti
tak jarang juga balas menyakiti

Detaknya tak lagi wajar
harusnya berpendar
malah redup seperti enggan berputar
napas tersengal
demi langkah yang rumit

Saat ini dunia kelelahan
memikul beban
sebab gunung-gemunung ambisi
angkuhnya pencakar langit
polusi makin menjadi
muatan baja besi tanpa presisi
dan roda kefasikan yang terus menjalar

Dunia sudah renta
tapi kita masih sibuk dengan angka-angka

8 Maret 2022

Rakyat yang Lapang Dada

Di negeri ini semua di komando
tapi tidak abadi
bait-bait norma hanya terekam
pada plano hijau
pada baliho
pada pidato yang kesiangan
tanpa paraf rakyat jelata
lalu mereka menunduk: patuh
agar tidak tertindas apalagi terbunuh

Tengoklah
rakyat hanya ingin berdamai
atas propaganda dan adu domba
rela berderma dengan lapang dada
meski senyum sering terbata

Simalakama!
pemuka makin menjulang
dan dekret makin berentet
sebab semua mulut membisu
rakyat membatu
suara-suara membeku

15 Maret 2022

Balada Kata-Kata

Bisakah kata-kata beristirahat
ia sangat lelah
harus menampung kepura-puraan dan kepalsuan

Kata-kata dilahirkan oleh pujangga
tetapi penguasa iri karenanya
lalu seruan propaganda ditaklukan
dan menghunus pedang mata-mata

Kata-kata menyesal
percaya pada intrik pemuka negara
mengaku limbung
terlanjur menghujam janji imitasi kepada rakyat jelata
mendendangkan nyanyian merdu dengan hakikat semu

Kata-kata merasa bersalah
lantas menghukum diri
berterus terang lewat pena sang pujangga

25 Maret 2022


Ditulis oleh Ika Rachmawati. Lahir di Tangerang dan kini tinggal di Magelang, Pakuning Tanah Jawa. Orang biasa yang biasa melakukan sesuatu yang biasa-biasa saja. Setiap hari bangun pagi, mengabdi, dan menunggu pagi lagi. Silakan mampir ke gubug kami Sanggar Soko Papat yang biasa juga ditilik melalui google maps.

Editor: Pemulung Rasa

About the Author

Ruang Bertukar Pikiran, Kenangan, dan Kegelisahan

Post a Comment