Sobekan Omong Kosong | Puisi-Puisi Ahmad Rizki

Puisi-Puisi Ahmad Rizki, Sobekan Omong Kosong. Bahasa cinta tak lebih mewah dari persaingan Amerika dan Tionghoa, atau Rusia
Sobekan Omong Kosong Puisi-Puisi Ahmad Rizki




Sobekan Omong Kosong

Bahasa cinta tak menawarkan apa-apa,
karena cinta hakikatnya hanya bahagia dan putus asa. 
Katakanlah,
sobekan omong kosong sama
seperti negara yang tertinggal,
atau seperti Afrika yang susah payah melawan penderitaan. 
Ya, semua seperti percuma dan sama saja.

Bahasa cinta tak lebih mewah
dari persaingan Amerika dan Tionghoa, atau Rusia meluncur taringnya, 
atau negara kacau menanti inflasi, 
dan iklim dunia tak tentu jadwalnya. 
Katakanlah,
sobekan omong kosong sama seperti usia orang kulit hitam yang dikerdilkan dunia, 
dan persis seperti usia peperangan umat manusia.

Kusobek dan kurangkai ulang tulisan ini, 
zaman bergulir di ujung tanduk, 
teknologi merebak ke mana-mana, 
puisi menjadi pelarian manusia, 
dan lembaga dunia bertindak makin gila. 
Katakanlah,
sobekan omong kosong sama seperti penderitaan Adam mencari Hawa, 
atau sekadar rayuan kasih sayang untukmu.

Namun, sobekan omong kosong cinta ini akan terus kubuka dan kubaca setiap hari,
sampai dunia hilang satwa, hilang fauna, hilang manusia.
Atau sampai dataran dimakan air samudera. 
Atau bahkan sampai kita mulai mengerti ukuran, bentuk, tubuh, ruh, 
dan apa saja yang kita sebut hidup, 
yang kita sebut cinta.

Kusobek dan kurangkai ulang tulisan ini, 
Karena omong kosong lebih bermakna dari ungkapan cinta remaja,
karena pelukan lebih berguna dari tubuhmu, 
karena harapanku lebih berani dari putus asa, 
karena dunia puisi lebih hura-hura dari bahasa cinta yang aneh bentuknya,
karena kita lebih baik begini daripada harus begitu.

Kusobek dan kurangkai tulisan ini. 
Ketika sobekan omong kosong sama pentingnya dengan dokumen perang dunia, 
di mana aku dapat memuji dan memaki diriku dan dirimu, 
dan omong kosong ini bebas-
merdeka tanpa campur tangan manusia.

Katakanlah,
kusobek dan kurangkai ulang tulisan ini, 
karena  bahasa cinta tak menawarkan apa-apa,
dan cinta hakikatnya hanya sekadar
bahagia dan putus asa.

2022
 

Enam Ungkapan Cinta yang Biasa Saja

*
Seperti kebanyakan manusia,
aku seorang manusia biasa. 
Aku bukan doktor yang handal.
Bukan perumus obat-obatan di apotek, 
dan tak memiliki sentuhan dengan semua itu.

Tapi, ingin kujaga dan rawat dirimu dengan kemampuanku.
Dalam keindahan hidup,
hanya matamu yang pasti akan kuabadikan, 
lalu akan kuukir biru di kelopaknya,
dan kupandangi terus-menerus
sampai mati.

**
Aku hanya ingin menjadi manusia, 
menjadi diriku yang mencintaimu. 
Tak ada keinginan untuk mewarnai kanvas hidupku mengenai dirimu, 
tidak pula menuliskan seluruhnya terkait dirimu, 
atau mencoba menyebut namamu tiap pagi atau sore,
atau apa saja yang membuat semua menjadi luar biasa.
Ah, inilah keyakinanku, 
bahwa mencintai dirimu hanya kulakukan semampuku, 
tak berlebihan, cukup, dan bahagia.

***
Wahai, cintaku, juwita, dan putri kencana.
Aku jadikan dirimu sebagai pakaian sorgawi.
Dirimu yang mengalir di urat dan darah dalam diriku.
Dirimu nyanyian lazuardi berwarna perak. 
Ah, bagaimana mungkin aku tak terkesima dengan bau cintamu?
Apakah boleh kukatakan pada orang di jalan, di pasar, di sekolah, di rumah ibadah untuk cinta yang akan kuberikan padamu?
Apakah boleh, cintaku?

****
Bagaimana duhai putri kencana? 
Aku punya harapan akan cinta yang begini-begini saja.
Cinta yang sedikit utopia.
Cinta yang dibumbui ludah Roro Jonggrang.
Cinta yang dihiasi warna hitam pucat.
Cinta klise orang-orang jalanan.
Cinta lelaki pada perempuan.
Cinta yang kadang payah, kadang juga sempurna.
Cinta yang bebas dan penuh penghayatan.
Cinta yang ala kadarnya.

*****
Bagaimana putri kencana?
Di masa Rusia datang ke Ukraina ini,
Apakah kau akan tetap sama seperti pujaan pagi buta?
Dari zaman ke zaman,
dari Siti Nurbaya ke KKN di Desa Penari,
dari tradisional sampai ke modern, 
dari Soekarno ke Jokowi, 
dari Lembaga Bangsa-Bangsa ke perang dunia ke 3, 
apakah cinta ini masih layak kukatakan padamu?

******
Aku berharap bisa menciptakan ruang dan waktu
agar menjaga cinta ala kadarnya untukmu.
Atau menjaga rusa tetap berlari dari kejaran pemburu, 
Atau menjaga poros bumi selalu sedikit lebih jauh dari Matahari.
Ah, cintaku,
andai bisa kulakukan segala-Nya,
duhai putri kencana, 
aku akan mencintaimu seperti biasanya.

Ciputat, 14 Juni 2022
 

Setangkai Mawar Plastik

Cintaku setangkai mawar plastik
yang dibentuk oleh sampah plastik.
Biarkan aku melampaui kehidupan manusia di dunia
dengan ditenggelamkan ke samudera, 
ditumpuk ke gunung sampah, didaur ulang, 
dan dijadikan sebuah mahkota mawar plastik.

Masya Allah.
Barangkali cintaku tak lebih sempurna dari permata orang-orang kota. Cintaku tak lebih konyol dari mainan anak-anak urban di kota besar.
Cintaku tak lebih indah dari mesin daur ulang. 
Cintaku tak lebih asyik dari makanan cepat saji yang dibungkus plastik.

Astagfirullah.
Andai tangan Tuhan di antara mawar plastik, 
pastilah aku yang akan memilikimu;
menikahimu dengan mahar setangkai mawar plastik.

Dan
cintaku setangkai mawar plastik yang berwarna 
diantara kehidupan orang-orang
di kota, jalan raya, plasa, toko mainan, kampus, sekolah, 
atau halaman rumahmu itu. 
Ya, cintaku setangkai mawar plastik
yang hidup di antara manusia.
2022


Ditulis oleh Ahmad Rizki. Kini menetap di Ciputat, Tangerang Selatan. Sibuk self-healing dan mendalami muara omong kosong di mana-mana. Beberapa tulisan omong kosongnya termaktub di media daring. Buku puisi yang terlanjur terbit, Sisa-Sisa Kesemrawutan; Gelisah (Himpunan Sajak); Sajak Asbak. Informasi lebih lanjut dapat ditilik melalui Instagram ah_rzkiii

About the Author

Ruang Bertukar Pikiran, Kenangan, dan Kegelisahan

Post a Comment