Sensasi Fagioli, Hidup yang Tidak Dipertaruhkan Tidak akan Pernah Dimenangkan

Sutan Sjahrir "Hidup yang tidak dipertaruhkan tidak akan dimenangkan", Fagioli tidak kalah, ia mengawali kemenangan karena tidak berjudi sendirian.


Usai kasus doping Paul Pogba muncul di permukaan, kini muncul lagi kasus baru yang tidak kalah mencengangkan publik sepak bola. Juventus musim ini, seperti sebuah sensasi tanpa akhir.

Memilih untuk mundur dari kompetisi Liga Konferensi Eropa akibat menjalani hukuman pemalsuan pengelolaan keuangan, regenerasi di lingkungan direksi klub, sampai munculnya kasus-kasus pelanggaran para pemain. Si Nyonya Tua kelihatannya malah lebih pantas kalau diberi julukan, Si Tua-tua Keladi.

Nicolo Fagioli, sepanjang musim lalu bisa dikatakan muncul sebagai protagonis karena berhasil mengisi kekosongan lini tengah berkat performa gemilang bahkan sampai pekan terakhir di awal Oktober, tiba-tiba saja nasib Si Anak Ajaib satu ini mendadak berbalik menjelang pertengahan Oktober.

Baca juga ragam tulisan HIBERNASI lainnya

Para pembenci Juventus benar-benar makin tertawa sementara penggemar Le Zebre makin tertunduk menggosok-gosok dahi. Bagaimana tidak, belum berakhir kasus doping Paul Pogba yang terancam dilarang bermain selama 4 tahun malah muncul isu jelek baru yang menimpa Fagioli tentang perjudian ilegal.

"Dia memiliki kualitas unggul dalam mengarahkan permainan. Dia bisa menjadi Pirlo baru, tapi akan lebih baik bila diingat sebagai Fagioli," kata Pirlo, dilansir dari Get Football Italy, legenda hidup Italia mendefinisikan gaya bermain Fagioli sangat mirip dengan dirinya ketika bermain.

Fagioli berhasil meroket di tim utama Juventus bersama para anak muda lain seperti Samuel Illing Junior, Mathias Soule, dan Fabio Miretti sejak musim lalu berlangsung. Dia merupakan salah satu hasil proyek Next Gen Juventus yang digalangi oleh Gianluca Pessotto di primavera.

Baca juga ragam tulisan SENGGANG lainnya

Benar-benar menjadi ironi atas apa yang terjadi kala melihat harapan besar sempat dilambungkan kepada Fagioli sebagai individu andalan masa depan klub.

Kasus judi ilegal ini bermula dari laporan jurnalis kenamaan Italia, Fabrizio Corona pada 2 Agustus lalu ke media publik. Gelandang muda Juventus dilaporkan telah berjudi pada pertandingan sepak bola dan memiliki hutang mencapai nominal 1 juta euro (16 milyar rupiah) akibat kecanduan.

Setelah diperiksa pihak berwenang, Fagioli mengakui perbuatannya dengan bermain taruhan di platform ilegal, tetapi sampai saat ini dia membantah telah melakukan taruhan pada laga yang dimainkan Juventus.

Baca juga ragam tulisan TETES EMBUN lainnya

Kasus terus berlanjut, informasi terakhir yang berkembang pihak federasi sepak bola Italia (FIGC) telah menjatuhkan sanksi larangan bermain selama 7 bulan dari larangan 1 tahun yang mendapat penangguhan kepada Fagioli.

Sanksi tersebut terhitung berlaku per 1 November 2023. Tidak hanya itu, dia juga dikenai denda finansial sebanyak 12.500 euro (210 juta rupiah).

Judi selalu dikaitkan secara identik dengan sepak bola. Masih mengingat tragedi Andres Escobar di Kolombia? Tentu saja, penyebab tewasnya bek Timnas Kolombia tersebut karena sebuah arena perjudian.

Mengerikannya lagi, Ecobar tewas setelah dia mengatakan kepada El Tiempo bahwa, "Hidup tidak berhenti di sini," secara percaya diri atas insiden gol bunuh diri yang sebelumnya terjadi. Enam peluru Humberto Castro Multinoz lantas menjawab kata-kata Escobar tanpa tawar-menawar.

Baca juga ragam tulisan PUAN lainnya

Entah kenapa, kata judi terus-menerus mengingatkan bukan kepada Rhoma Irama melainkan satu sosok lain yang sangat revolusioner. Sosok itu di republik ini mendapatkan julukan Bung Kecil.

Sutan Sjahrir, begitu nama aslinya pernah mengungkapkan sebuah frasa yang amat terkenal tentang pertaruhan. Kata Sjahrir, "Hidup yang tidak dipertaruhkan, tidak akan pernah dimenangkan," dan mungkin saja, kasus yang dihadapi Fagioli ini bukanlah sebuah kekalahan, melainkan awal dari sebuah kemenangan karena dia tidak berjudi sendirian.

Ditulis oleh Resza Mustafa. Pemuda yang mencintai sepakbola dengan sederhana, seperti kata Sapardi Djoko Damono "Aku ingin mencintaimu dengan sederhana; seperti kata yang tak sempat dikatakan kayu kepada api yang menjadikannya abu.  Aku mencintaimu dengan sederhana; seperti kata yang tak sempat dikatakan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada."

About the Author

Ruang Bertukar Pikiran, Kenangan, dan Kegelisahan

Post a Comment