Gegara EMAK, Pembelajaran di Kelas Jadi Menggembirakan | Riva Wildatun Nia

Terkadang, orang yang hidup di dunia keilmuan matematika hanya ingin mendengar bisik kepastian kalau dirinya (peserta didik) juga mencintainya.

Entah sudah berapa kali telinga ini mendengar kalau matematika itu sulit, kurang menyenangkan, bikin pusing, menguras tenaga dan energi kala menghafalkan atau memahami rumus, pun anggapan-anggapan lainnya yang serupa. Jarang sekali peserta didik dengan gagah berani mengatakan dirinya menyukai matematika, atau syukur berani terus terang mengungkapkan kalau dirinya mencintai matematika.

Terkadang, orang yang hidup di dunia keilmuan matematika hanya ingin mendengar bisik kepastian kalau dirinya (peserta didik) juga mencintainya. Tak lain, biar cinta kita kepada matematika tidak bertepuk sebelah tangan.

Ini semacam pungguk merindukan rembulan atau mencari jarum di dalam tumpukan seribu ton jerami busuk. Butuh perjuangan keras untuk menemukannya. Namun, pasti akan ketemu.

Padahal matematika sangat banyak manfaatnya. Matematika juga diterapkan pada pelajaran lainnya, seperti kimia dan fisika. Bukan hanya untuk matematika itu sendiri.

Baca juga Terjebak 'Ibuisme': Mampukah Dharma Wanita Menjadi Organisasi Progresif dalam Perjuangan Kesetaraan Gender?

Selain itu, matematika juga menjalin cinta kasih dengan bahasa Inggris dalam dunia keilmuan. Mungkin, ini belum banyak diketahui oleh masyarakat umum atau peserta didik. Namun, dari kedua keilmuan ini tampaknya memiliki perbedaan yang lumayan kontras.

Bahasa Inggris yang merupakan mata pelajaran (yang sering kali dianggap sangat) penting karena menjadi bahasa Internasional. Terlebih pada era sekarang ini, di mana digitalisasi dan teknologi sangat produktif dalam berkembang biak. Komunikasi dengan lintas bahasa atau warga asing menjadi suatu keniscayaan. Siapa pun bisa melakukannya.

Banyak orang yang menjadi mencintai bahasa Inggris, tetapi ada pula (peserta didik) yang mengeluh dalam mengartikan atau memahami kosa katanya. Masalah serupa pula yang dialami sebagian peserta didik dalam belajar matematika, bedanya hanya pada objek yang dipelajari, rumus.

Dalam beberapa literatur disebutkan, bahwa kebanyakan siswa yang menyukai matematika justru kesulitan dalam memahami kaidah-kaidah bahasa Inggris. Begitu pula yang menyukai bahasa Inggris, mereka merasa kesulitan dalam menyelesaikan persoalan matematika.

Baca juga beragam karya sastra di rubrik TETES EMBUN

Ketidakselarasan tersebut pun kini mendapatkan kabar baik, antara matematika dan bahasa Inggris yang saling membangun komitmen atau kerja sama dalam dunia ilmu pengetahuan. Hal tersebut ditandai dengan hadirnya EMAK.

EMAK, akronim dari English and Mathematics Acquisition through Kumon Method merupakan aplikasi belajar Literasi Numerasi (Matematika) dan Literasi English (bahasa Inggris). Aplikasi EMAK mengusung kajian aljabar dan geometri untuk matematika serta reading dan writing untuk bahasa Inggris.

Syita Fatih ‘Adna, ketua Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) Untidar, mengungkapkan bahwa kebutuhan akan literasi matematika dan bahasa Inggris yang mendesak, di sisi lain drill soal sangat dibutuhkan untuk pembiasaan konsep. Oleh sebab itu dibutuhkan semacam drill soal yang menerapkan belajar bertahap dan tuntas secara efektif dalam pengoreksian. Hadirnya EMAK merupakan solusi yang tepat.

Adapun nama EMAK tersebut diinisiasi oleh dosen pendidikan matematika, Aprilia Nurul Chasanah dan dosen pendidikan bahasa Inggris, Noor Sahid Kusuma Hadi, sebagai anggota PKM.

Baca juga ragam pemikiran dari para tokoh dan pemikir di rubrik HIBERNASI

EMAK merupakan aplikasi berbasis moodle dengan menerapkan metode kumon. Metode ini menawarkan kemandirian siswa dalam belajar sesuai dengan level pemahamannya. Apabila level dasar belum dikuasai maka tidak dapat melanjutkan ke level berikutnya. Dalam hal ini peran pendidik sangat diperlukan dalam pendampingan dan pemantauan.

Sebelum aplikasi digunakan oleh peserta didik, pendidik harus mengatur aplikasi tersebut agar pembelajaran tetap terpantau. Pendidik bisa melakukan pengecekan keaktifan peserta didik dalam menggunakan aplikasi tersebut untuk mengetahui level mana yang dicapai peserta didik dalam pembelajaran matematika maupun bahasa Inggris.

Pembelajaran yang inovatif dan mandiri, tetapi tetap dalam pengawasan perkembangan pemahamannya seperti ini menjadikan peserta didik tidak mudah bosan atau jenuh.

Penggunaan aplikasi EMAK berpotensi besar dalam mengurangi suasana belajar yang monoton dan membuat peserta didik jenuh serta kurang aktif. Hadirnya aplikasi ini akan mengubah kelas menjadi lebih bergairah, menarik, dan seru.

Peserta didik pun akan menjadi mudah dalam memahami pengetahuan yang dipelajarinya. Selain itu, mereka secara tidak sadar juga akan terinspirasi membuat aplikasi-aplikasi yang menjadikan masyarakat mudah dalam belajar, kelak, di kemudian hari.

Baca juga ragam artikel tentang PEREMPUAN

Hadirnya aplikasi ini pun menjadikan peserta didik tidak hanya belajar di kelas karena bisa diakses di mana pun. Belajar bisa di mana saja. Di sisi lain, kala pembelajaran di sekolah, instansi juga menyediakan fasilitas yang mendukung untuk dimanfaatkan dalam belajar. Sederhananya, aplikasi ini fleksibel, bisa diakses di mana pun dan kapan pun.

Hal yang menjadi menarik ialah hendaknya aplikasi EMAK digunakan para siswa saban pagi, setiap hari, untuk literasi bersama. Kebiasaan tersebut akan berdampak baik dalam pertumbuhan minat dan kesadaran literasi. Terlebih minat baca Indonesia saat ini masih berada di urutan kedua dari bawah, menurut UNESCO.

Artinya, minat baca Indonesia masih (sangat) rendah. Adanya EMAK sebagai aplikasi literasi diharapkan dapat bermanfaat bagi khalayak dan turut berpartisipasi dalam memberangus minat literasi yang rendah. Meningkatnya minat baca di Indonesia, terutama para peserta didik merupakan harapan EMAK.

Baca juga: Pembawa Suara dari Utara oleh Alexnder Howard

Adapun manfaat literasi bagi peserta didik di antaranya yakni dapat memperluas wawasan dan pengetahuan, membantu dalam membiasakan berpikir kritis, peka dengan beragam hal, mengasah kemampuan dalam menangkap dan memahami informasi dari bacaan, serta memaksimalkan kinerja otak menjadi optimal.

EMAK diharapkan bisa dimanfaatkan oleh instansi pendidikan SMP di Kota Magelang untuk menunjang pembelajaran sesuai dengan tujuan awal yang menginspirasi lahirnya aplikasi ini, meningkatkan minat baca di kota Magelang.

Selain itu, EMAK diharapkan mampu menjadi sarana dalam kreativitas mengembangkan potensi pendidik, peserta didik dapat memberikan apresiasi terhadap kreativitas pendidik, dan pembelajaran menjadi efektif pun menggembirakan.

Ditulis oleh Riva Wildatun Nia, mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Untidar.

Editor: Pemulung Rasa

About the Author

Ruang Bertukar Pikiran, Kenangan, dan Kegelisahan

Post a Comment