Ungkapan Cinta Menurut Seorang Pelukis | Puisi-Puisi Ahmad Rizki

Puisi ngkapan cinta menurut seorang pelukis karya Ahmad Rizki. Puisi Cinta. Puisi Jakarta
Ungkapan Cinta Menurut Seorang Pelukis
 

Ungkapan Cinta Menurut Seorang Pelukis
: Buat Ahmad Khairul Rizal
 
Ketika mampir ke dapur
seni milik temanku,
tak kusangka
ia ketar-ketir
memikirkan ungkapan
cinta untuk kekasihnya.
 
Setelah cat tumpah
di kanvas,  lantai,
dan setengah tubuhnya,
dan lagu pop yang kelabu,
dan lelehan kata-kata di pikirannya,
ia mulai berani berkata:
"Aku mencintaimu seperti
musim salju
yang menyembunyikan kehangatan.
Atau seperti jarak langit dan lautan
yang renggang nan jauh.
Ya, seperti  segala kesedihan."
Ia teruskan perasaanya,
"biarlah kulukiskan kesedihan itu,
imajinasiku hanya memikirkan segunung cara,
hampir putus asa,
untuk mengungkapkan cinta di kanvas kehidupan."
 
Setelah setengah keyakinan jiwanya hampir pasrah,
Dan mata yang bingung itu
memancar di kaleng susu,
ia kembali berkata,
"Cintaku dan kesedihan
tak ada bedanya--
hanya saja aku tetap
mempertahankan cinta
dan kegilaan ini semua, selamanya."
 
Ketika mampir ke dapur
seni milik temanku,
tak kusangka
ia ketar-ketir
memikirkan ungkapan
cinta untuk kekasihnya.
 
Setelah puncak keberanian
datang dari semua penjuru hidup atau mati,
ia kembali berkata,
inilah cintaku yang sedih
dan kadang-kadang makin sedih."
 
Seketika hening dan gagap,
Dan seorang seniman melanjutkan cerita
lukisan untuk kekasihnya.
 
Ciputat, 2022

Ketika Aku Cinta Padamu

Ketika aku cinta padamu,
mataku rabun, kupingku sepi,
bibirku bisu, dan nyawaku
melayang-layang ke dunia kanak-kanak.
 
Ketika aku cinta padamu,
oksigen sama pentingnya dengan dirimu,
peradaban tak lebih sempurna dari senyummu,
hamparan gurun pasir tak lebih luas dari dadamu,
gemerlap cahaya Eropa tak lebih berkilau dari warna rambutmu,
dan Asia tak lebih sempurna dari lekuk tubuhmu.
 
Ketika aku cinta padamu,
rasa duka dan bahagia sama saja,
bahkan tak kurasakan selain rasa cintaku padamu.
 
Ketika aku cinta padamu,
Kemelaratan merenggut waktuku,
Indonesia tak lebih anggun dari bentuk wajahmu,
Jakarta tak lebih gemulai dari tarian malammu,
dan mengudaralah cintaku di segenap kehidupan dunia.
 
Ketika aku cinta padamu,
nasib dan takdir
tak lebih berguna
dari cintaku
padamu.
 
Dan ketika aku cinta padamu,
aku hanya ingin mencintaimu
sampai malam mengangkat
tubuhku,
sampai peradaban
hilang masanya,
sampai semua
makna jadi cinta,
sampai semua
kehidupan hanya upaya
mencintai dirimu.
 
2019

Puisi-puisi Ahmad Rizki lainnya:




Ditulis oleh Ahmad Rizki. Kini menetap di Ciputat, Tangerang Selatan. Sibuk self-healing dan mendalami muara omong kosong di mana-mana. Beberapa tulisan omong kosongnya termaktub di media daring. Buku puisi yang terlanjur terbit, Sisa-Sisa Kesemrawutan; Gelisah (Himpunan Sajak); Sajak Asbak. Informasi lebih lanjut dapat ditilik melalui Instagram ah_rzkiii

About the Author

Ruang Bertukar Pikiran, Kenangan, dan Kegelisahan

Post a Comment