Matematika sering kali dianggap sebagian orang sebagai
ilmu pengetahuan yang menyulitkan. Ada pula yang menganggap matematika itu
menguras pikiran karena terlalu banyak rumus yang berhubungan dengan hitungan
dan angka. Di sisi lain, apabila mereka mencoba mengenal matematika yang lebih
baik dan mendalam mungkin pandangan tersebut akan sirna.
Hal yang menakutkan di semesta ini sebenarnya bukan bom
atom yang bisa menghancurkan Nagasaki dan Hirosima, tetapi opini atau asumsi
yang kebenarannya belum ditelusuri dan dibuktikan tetapi sudah dianggap sebagai
kebenaran mutlak. Alhasil, hal tersebut menjadikan pandangan yang kurang tepat
atau bahkan keliru terhadap suatu hal.
Baca juga: Gegara EMAK, Pembelajaran di Kelas Jadi Menggembirakan | Riva Wildatun Nia
Matematika sebenarnya ilmu logika tentang bentuk susunan besar dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lain. Matematika bukanlah sekadar kumpulan angka, simbol, dan rumus-rumus yang tidak ada kaitannya dengan realitas kehidupan.
Menyadari atau tidak, hampir semua aktivitas sehari-hari
melibatkan konsep matematika, misalnya menabung, transaksi jual beli, dan
menghitung waktu. Matematika juga diterapkan ketika bepergian, baik jarak dekat
atau jarak jauh dengan memanfaatkan fitur Google
Maps yang menghitung dan menentukan suatu jarak yang akan ditempuh.
Selain itu, matematika juga memiliki peran penting
lainnya dalam kehidupan sehari-hari. Baik disadari atau tidak, ketika
mengerjakan soal matematika yang (dianggap) rumit dan menjenuhkan, diri kita
sedang belajar memecahkan masalah. Hal ini sangat bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari.
Kerutinan dalam mempelajari atau mengerjakan soal matematika yang konsisten, maka secara tidak langsung melatih diri untuk konsisten, disiplin, teliti, cermat, peka, dan tidak ceroboh. Selain memiliki beragam kemanfaatan yang telah disebutkan, matematika juga memiliki peranan penting dalam dunia kesehatan.
Sederhananya, dunia kesehatan merupakan bidang yang
mempelajari ilmu dan praktik dalam melaksanakan diagnosis, terapi, dan
pencegahan suatu penyakit agar tidak menyebar atau menjadi lebih parah.
Bidang ini tidak hanya mempelajari hal-hal yang berkaitan
dengan kesehatan semata, melainkan membutuhkan peran serta keilmuan lain untuk
menunjang perkembangan dan atau praktiknya, seperti ilmu matematika dan konsep
matematika.
Baca juga beragam karya sastra di rubrik TETES EMBUN
Pelibatan matematika oleh para tenaga medis dalam
profesional pelayanan dan perawatan kesehatan meliputi banyak hal, di antaranya
ialah dalam menunjukkan jumlah obat dan dosis dalam (mg) per-kilogram (kg) yang
dibutuhkan pasien.
Dokter harus dan atau melalui apoteker profesional harus mengubah pengukuran menjadi kilogram (kg) dan menghitung dalam mg ketika berat pasien diketahui dalam pound.
Matematika juga digunakan untuk mencari tahu bagaimana
obat dapat bertahan sampai kadaluwarsa dan bertahan di tubuh pasien. Hal
tersebut untuk menentukan berapa kali obat harus dikonsumsi dalam sehari dan
mempertahankan jumlah obat yang cukup dalam tubuh.
Baca juga ragam pemikiran dari para tokoh dan pemikir di rubrik HIBERNASI
Selain digunakan sebagai peresepan obat, matematika juga
dimanfaatkan oleh profesional medis untuk membuat grafik statistik epidemi atau
tingkat keberhasilan keperawatan dan grafik rekam jejak diagnosa pasien.
Bidang forensik pun memanfaatkan peran matematika dalam membuat koordinat yang mendeskripsikan luka utama pada bagian tubuh. Koordinat X untuk letak jauh dari garis tengah tubuh, koordinat Y untuk menentukan posisi vertikal berdasarkan penanda, dan koordinat Z untuk luka tembus yang menunjukkan seberapa dalam dan besar luka tersebut, baik luka tusuk atau tembak.
Bidang fisioterapi memanfaatkan matematika dalam bentuk
statistik dan analisis data untuk memeriksa kemajuan pasien. Geometri digunakan
untuk mengukur sudut rotasi atau mobilitas sendi pasien. Selain itu, konsep
matematika yang termuat dalam fisioterapi, yaitu rasio, persentase, grafik dan
pemecahan masalah, serta pengukuran.
Baca juga beragam tulisan SENGGANG yang memuat beragam perspektif.
Matematika memiliki peran besar dalam dunia medis,
termasuk dalam menghitung gizi dan kebutuhan tubuh yang harus dipenuhi oleh
seseorang. Misalnya, menghitung nutrisi gizi yang terkadang dalam tubuh
seseorang dalam menggunakan Angka Kecukupan Gizi (AKG) dan digunakan untuk
menghitung jumlah karbohidrat, protein, lemak, dan air yang dibutuhkan tubuh
seseorang.
Dalam bidang gizi, matematika juga digunakan untuk pembuatan tanggal atau watu kadaluwarsa makanan dengan menerapkan limit fungsi.
Uraian tersebut secara sederhana mengungkapkan bahwa
matematika merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki peran dalam berbagai bidang
keilmuan, termasuk bidang kesehatan. Matematika dapat membantu keberhasilan
dokter, perawat, dan apoteker dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
pasien.
Baca juga beragam artikel tentang PEREMPUAN dari buah pemikiran para ahli di bidangnya.
Ditulis oleh Hasna Faizah, Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Matematika Untidar.
Editor: Pemulung Rasa