Menghidupkan Tembang Batang Hari Sembilan: Industri Kreatif Berbasis Sastra Lokal | Yanti Sariasih

Menghidupkan Tembang Batang Hari Sembilan: Industri Kreatif Berbasis Sastra Lokal oleh Yanti Sariasih

Fenomena industri kreatif beberapa waktu belakangan menjamur di negara berkembang, termasuk Indonesia. Konsep yang ditawarkan ialah setiap hal mampu dijadikan sebuah komoditi bernilai tanpa menghilangkan nilai dan asal dari sebuahh karya industri itu sendiri. 

Departemen Perdagangan RI, menjelaskan bahwa Industri kreatif merupakan industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan, dan bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan dan lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan memberdayakan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.

Industri kreatif ialah industri yang yang mengandalkan talenta, keterampilan, dan kreativitas yang merupakan elemen dasar setiap individu. 

Baca juga: Jon Fosse, Pembawa Suara dari Utara | Alexander Howard 

Salah satu bagian dari industri kreatif ialah seni pertunjukan. Seni pertunjukan (showbiz) merupakan kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha pengembangan konten dan produksi pertunjukan.

Misalnya, pertunjukkan wayang, balet, tarian tradisional, tarian kontemporer, drama, musik tradisional, musik teater, opera, termasuk musik etnik, desain pembuatan busana pertunjukkan, tata panggung, dan tata pencahayaan.

Berbicara soal musik, tidak heran jika musik menjadi sebuah industri kreatif yang memiliki pangsa pasar cukup besar yang digandrungi hampir semua generasi tergantung dengan genre musiknya.

Baca juga Menelisik Minat Baca Generasi Indonesia | Yanti Sariasih

Berkaitan dengan industri kreatif yang telah dicanangkan, pemerintah melalui berbagai pihak mulai gencar menggalakkan hal ini ke khalayak luas. Salah satu yang menjadi sorotan adalah industri kreatif berbasis sastra lokal, dalam hal ini mewakili kebudayaan dan seni daerah.

Pemerintah daerah yang menjadi perpanjangan tangan pemerintah pusat terus berupaya untuk menggalakkan program industri kreatif berbasis sastra lokal di daerah masing-masing. Menumbuhkembangkan industri kreatif berbasis sastra lokal ini tidak lepas dari budaya setempat.

Dalam sastra lokal ada hal yang selalu disebut dengan “kearifan lokal” yang menjadi nilai-nilai tersendiri bagi kebudayaan tersebut. Setiap daerah di Indonesia memiliki potensi sastra lokal yang unik dan dapat dikembangkan menjadi industri kreatif yang dipadukan dengan sentuhan teknologi.

Baca juga: Demam “Gadis Kretek”: Ekspor Adiksi Rokok yang Mengancam Pengendalian Tembakau Lintas Negara

Berbicara tentang sastra lokal yang memiliki potensi untuk dikembangkan kedalam industri kreatif, Sumatera Selatan memiliki salah satu kearifan lokal yang dapat dikembangkan sebagai industri kreatif, yaitu Tembang Batanghari Sembilan.

Tembang Batanghari Sembilan merupakan istilah irama musik dengan petikan gitar tunggal yang berkembang di daerah Sumatra bagian selatan. Tembang Batanghari Sembilan tidak bisa dipisahkan dari sebuah tradisi pantun yang diiringi dengan gitar tunggal, yang mana hal tersebut menjadi ciri khas Batanghari Sembilan itu sendiri. 

Pengertian yang lebih luas lagi berkenaan dengan Batanghari Sembilan ialah kebudayaan yang berbasis pada sungai. Kebudayaan ini merupakan kebudayaan agraris yang selaras dengan alam dan musik. Budaya ini mengekspresikan nuansa romantik, melankolik, dan naturalistik.

Baca juga Terjebak 'Ibuisme': Mampukah Dharma Wanita Menjadi Organisasi Progresif dalam Perjuangan Kesetaraan Gender?

Pasang surutnya Tembang Batanghari Sembilan ini mau tidak mau harus mendapat perhatian khusus dari lembaga-lembaga terkait yang berperan penting dalam upaya melestarikan Tembang Batanghari Sembilan sekaligus menjadikannya sebagai komoditi industri kreatif berbasis sastra lokal yang menguntungkan. 

Perkembangan teknologi seperti sekarang ini diharapkan dapat memunculkan wajah baru bagi Tembang Batanghari Sembilan tanpa harus meninggalkan ciri khasnya. Pantun yang diiringi dengan gitar tunggal dikemas dalam bentuk penyajian yang lebih modern. 

Selain itu, perlunya pembinaan dan pelatihan SDM generasi muda calon senima Tembang Batanghari Sembilan, mempromosikannya pada level daerah dan nasional, serta menjalin kerja sama antarlembaga yang menaungi kegiatan ekonomi kreatif dan seni. 

Harapan yang timbul dari langkah-langkah di atas adalah mewujudkan industri kreatif berbasis sastra lokal dengan kata lain mewujudkan Tembang Batanghari Sembilan sebagai industri kreatif yang dapat menopang ekonomi daerah.

Baca juga ragam pemikiran di rubrik HIBERNASI

Ditulis oleh Yanti Sariasih, dosen, asesor PAUD, dan kepala TK Gemilang Jaya Baturaja.

About the Author

Ruang Bertukar Pikiran, Kenangan, dan Kegelisahan

Post a Comment