Anakmu Kencanduan Game? Memperbaiki Pola Asuh dan Relasi ialah Solusi

Relasi buruk dengan orangtua menyebabkan anak kecanduan gim. Agar anak lepas dari kecanduan, orangtua harus penuhi kebutuhan psikologis dasar anak.

Raymond Vong Photography / Shutterstock

Relasi yang buruk dengan orangtua bisa menyebabkan anak kecanduan gim. Agar anak lepas dari kecanduan, orangtua harus penuhi kebutuhan psikologis dasar anak. Pola asuh yang tepat bisa mengurangi dan mencegah risiko anak kecanduan gim.

Anak kamu kecanduan main gim (game) sampai tantrum ketika diminta berhenti? Bisa jadi ada yang salah dengan pola asuh yang kamu pilih dan caramu membangun relasi dengan anak.

Contohnya, kamu lebih sering memberikan gawai kepada anak karena tidak tahu cara berkomunikasi dengan mereka. Padahal, anak membutuhkan bimbingan, kasih sayang, perhatian, dan dorongan positif dari orang tua.

Membiarkan anak bermain gim tanpa pengawasan justru menyebabkan kebutuhan psikologis anak tidak terpenuhi. Anak akan merasa diabaikan dan kesepian, sehingga sebagai pelarian, mereka bermain game hingga mengalami kecanduan.

Agar mereka terlepas dari kecanduan, orang tua perlu berperan aktif dalam memenuhi kebutuhan psikologis anak.

Nikmati ragam tulisan di rubrik SENGGANG

Pola asuh tepat solusi anak kecanduan

Penelitian tahun 2024 di Kota Gresik, Jawa Timur, mengungkapkan bahwa pola asuh yang berfokus memenuhi kebutuhan psikologis dasar anak dapat mengurangi maupun mencegah risiko kecanduan gim pada anak.

Dengan memenuhi kebutuhan psikologis dasar anak (seperti wewenang, kompetensi, dan keterhubungan sosial) kita dapat membantu mereka mengembangkan kontrol diri yang lebih baik saat bermain gim.

Penuhi kebutuhan psikologis dasar anak bisa cegah mereka kecanduan gim. BR Photo Addicted / Shutterstock

Pola asuh yang bisa diterapkan agar anak tidak kecanduan gim, antara lain:

1. Pola asuh otoritatif

Pola asuh otoritatif memberikan anak wewenang melakukan hal yang ia sukai, tetapi orang tua tetap mengawasi aktivitas mereka.

Sejak usia dini, kita perlu membatasi akses anak terhadap objek yang terlalu menarik, termasuk gim.

Selain itu, orang tua perlu menghadapi respons penolakan dari anak dengan cara yang positif. Misalnya, berikan alasan yang jelas soal pembatasan main gim, mintalah dengan sopan, serta berikan komentar dan saran yang membangun.

Pendekatan ini membantu mengembangkan disiplin diri dan kepatuhan anak berdasarkan pemahaman mereka, bukan karena paksaan. Dengan begitu, anak lebih mampu mengatur waktu bermain gim secara sehat dan terhindar dari kecanduan.

Nikmati beragam karya sastra di rubrik TETES EMBUN

2. Terkoneksi secara emosional

Orang tua bisa mencegah anak kecanduan gim dengan lebih terhubung secara emosional dengan anak. Berikan kasih sayang dan perhatian, agar kamu bisa membangun hubungan yang erat dan penuh pengertian dengan anak.

Lakukan kegiatan bersama agar kamu bisa memahami apa yang sedang dialami anak. Jalin komunikasi yang baik. Dengarkan alasan anak bermain gim, serta bantu mereka memahami dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari.

Di sisi lain, berikan batasan waktu main gim yang jelas dan konsisten. Sebagai orang tua, kita perlu memberikan contoh penggunaan teknologi yang bijak kepada anak.

Nikmati ragam pemikiran dan pandangan dari para pakar, peneliti, dosen, dan pemikir di bidangnya di rubrik HIBERNASI


Rutin melakukan kegiatan bersama bisa kurangi risiko anak kecanduan gim. Rapeepat Pornsipak/Shutterstock

3. Bangun kompetensi anak

Dukung perkembangan kompetensi anak dengan memberikan mereka tanggung jawab harian, kesempatan untuk merencanakan aktivitas bersama, menetapkan target bersama, serta menegakkan aturan yang telah disepakati secara konsisten.

Contohnya, ajak anakmu bersepeda di Minggu pagi. Berikan tanggung jawab kepada anak untuk memastikan ban, rantai, dan rem sepedanya berfungsi dengan baik—termasuk menyiapkan perlengkapan pribadi (helm, botol minum, dan pakaian bersepeda).

Ajak anak berdiskusi merencanakan rute gowes dan titik istirahatnya. Lalu, tetapkan target dan aturan bersama, misalnya bersepeda sejauh 6 kilometer (km), wajib pakai helm, tidak boleh balapan, dan berhenti di titik yang disepakati.

Selain itu, kamu bisa membangun kompetensi anak dengan mendorong mereka mengikuti berbagai macam kegiatan (seperti olahraga, seni, maupun kegiatan sosial) agar anak tidak hanya terpaku pada gim.

Ketika anak merasa percaya diri dengan kemampuannya di dunia nyata (seperti di bidang akademis, olahraga, atau keterampilan lain), mereka tidak akan terlalu bergantung pada gim sebagai satu-satunya alat pemuas diri.

Nikmati beragam artikel tentang perempuan, kesetaraan gender, dan feminisme di rubrik PUAN

Menjadi orang tua yang “hadir”

Kebutuhan psikologis dasar anak akan terpenuhi dengan kehadiran orang tua pada setiap fase hidup mereka, termasuk masa remaja yang sangat krusial dalam pembentukan identitas diri anak.

Jangan pernah menyerah dalam membimbing anak, memberikan kasih sayang, dan menyampaikan nilai yang kita yakini baik secara berulang kali, termasuk soal pembatasan waktu bermain gim.

Dengan keterlibatan yang konsisten dan penuh kasih sayang, orang tua bisa membekali fondasi yang kuat sehingga anak terhindar dari kecanduan gim dan memiliki masa depan yang baik.The Conversation

Baca juga Lantunan Cinta dalam Doa Rabi'ah al-'Adawiyah yang Akan Membuat Diri Cemburu Sejati

Ditulis oleh Ersa Lanang Sanjaya, Dosen Fakultas Psikologi Universitas Ciputra, Universitas Ciputra.

Artikel ini tayang di salik.id berkat kerja sama dengan The Conversation IndonesiaArtikel ini terbit pertama kali di The Conversation.

About the Author

Ruang Bertukar Pikiran, Kenangan, dan Kegelisahan

Post a Comment